Tunaikan Zakat Anda Sekarang

Zakat Mal (Harta)

Lazismu Surabaya

Zakat mal adalah zakat yang dikenakan atas segala jenis harta, yang secara zat maupun substansi perolehannya, tidak bertentangan dengan ketentuan agama.

Qurbanmu Bukti Taqwamu | Berita Populer Lazismu

Share:

Qurbanmu Bukti Taqwamu
Oleh: Sunarko, S.Ag, M.Si)*

Semoga kita selalu istiqomah (teguh pendirian) dan terus menerus bersyukur kepada Allah dalam kondisi apapun.

Bersyukur kepada Allah merupakan kewajiban kita sebagai mukmin mengingat banyaknya nikmat yang Allah telah berikan kepada kita mulai nikmat yang paling kecil hingga nikmat yang paling besar.

Alangkah jahilnya orang yang tidak pernah mensyukuri nikmat Allah.

Jika kita bersyukur, maka manfaat kesyukuran itu akan kembali pada diri kita sendiri, tetapi jika kita ingkar sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu Maha Terpuji, Maha Kaya bahkan tidak memerlukan sesuatu dari alam semesta ini.

Firman Allah dalam Surat Luqman ayat 12 dan Surat Al Imran ayat 97 :

وَلَقَدۡ اٰتَيۡنَا لُقۡمٰنَ الۡحِكۡمَةَ اَنِ اشۡكُرۡ لِلّٰهِ‌ؕ وَمَنۡ يَّشۡكُرۡ فَاِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهٖ‌ۚ وَمَنۡ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِىٌّ حَمِيۡدٌ‏

”Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.” (QS. Luqman ayat 12)

Juga dalam firman-Nya

”….Dan barangsiapa yang kufur kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta ini.” (QS. Al Imran ayat 97).

Sungguh Allah telah memberikan nikmat yang banyak kepada manusia. Alam dan segala isinya semua di peruntukkan buat manusia. Bahkan saking banyaknya nikmat Allah, jika manusia menghitung-hitung besarnya nikmat Allah dengan alat hitung secanggih apapun saat ini manusia tidak akan pernah sanggup untuk menghitungnya.

Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wata’ala dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 18

وَاِنۡ تَعُدُّوۡا نِعۡمَةَ اللّٰهِ لَا تُحۡصُوۡهَاؕ اِنَّ اللّٰهَ لَـغَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ‏

”Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl ayat 18).

Perintah Berqurban

Perintah Allah untuk menjalankan ibadah sholat, qurban juga erat kaitannya dengan kesyukuran kita kepada pencipta-Nya dan juga sebagai parameter sejauhmana nilai CINTA dan TAQWA NYA seseorang kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala.

Sehingga dengan berqurban manusia akan semakin dekat dengan Allah. Qurban adalah perwujudan Taqwa dan upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Firman Allah dalam Surat Al Kautsar ayat 1-3

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ

1. Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

2. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).

اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ

3. Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).

Rasulullah SAW bersabda :

”Siapa yang mampu berqurban, tetapi ia enggan untuk berqurban, maka janganlah mendekati tempat sholat kami.” (HR. Ibnu Majah).

Menjalankan ibadah qurban sesungguhnya tidak hanya bagi orang yang mampu atau kaya saja, tetapi sejauh mana tingkat perwujudan syukur, bukti cinta, taqwa, kesabaran dan keikhlasan dalam melaksanakan perintah-perintah Allah SWT. Sebab siapapun bisa berqurban.

Ada seorang bapak yang bekerja sebagai tukang becak di Yogyakarta yang becaknya juga milik juragannya. Setiap hari ia sisihkan uang hasil kerjanya kepada juragannya. Setiap jelang hari raya idul qurban beliau ambil uang tabungan yang ia simpan dari majikannya dan alhamdulillah bapak tukang becak tersebut bisa membeli seekor kambing yang besar setiap tahun untuk berkurban.

Tahun 2019 lalu di NTB ada nenek Sahnun (60 tahun). Beliau bekerja sebagai pemulung di pertokoan Candra Negara Kota Mataram. Beliau bisa ikut kurban sapi Rp. 10 jt dari menyisihkan uang tiap hari dengan waktu yang cukup lama dari hasil bekerja sebagai pemulung. Untuk memenuhi kebutuhan hidup ia setiap hari berjalan sepanjang 3 km untuk mengumpulkan sampah plastik hingga mengumpulkan sejumlah yang diinginkan yang selanjutnya di jual kepada pengepul.

Kaki renta nenek Sahnun seolah tak pernah lelah untuk menelusuri jalan aspal. Semangat memulung tak pernah luntur apalagi bisa berhasil mengumpulkan Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) uang hasil memulungnya untuk berqurban. Selain qurban sapi 10 jt yang dikumpulkan dengan menabung dalam waktu yang cukup lama, setiap tahun nenek Sahnun juga ikut qurban kambing di dikelompok pengajian Karang Jangrong.

Kesimpulan dari dua contoh diatas adalah menyangkut soal tingkat kesyukuran, nilai cinta dan taqwanya seorang hamba pada Allah SWT. Walau seseorang hanya bekerja sebagai abang becak atau pemulung kalau ia bersungguh-sungguh untuk menabung, maka keinginan berqurban dalam upaya melaksanakan perintah Allah sebagai wujud syukur (TAQWA) semua bisa terwujud.

Semua kembali kepada diri kita masing-masing, jika bersyukur maka Allah akan menambah nikmat kepada kita dengan tambahan nikmat yang tiada terhingga, tetapi jika kita kufur adzab Allah sangat pedih. Ada reward dan punishment (bonus/penghargaan dan hukuman) sebagaimana Firman Allah QS. Ibrahim ayat 7

وَاِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَٮِٕنۡ شَكَرۡتُمۡ لَاَزِيۡدَنَّـكُمۡ‌ وَلَٮِٕنۡ كَفَرۡتُمۡ اِنَّ عَذَابِىۡ لَشَدِيۡدٌ‏

”Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim ayat 7).

Qurban yang diterima adalah qurban dari orang bertaqwa

Bukan daging dan darahnya qurban yang akan sampai kepada Allah, tetapi yang akan sampai hanyalah qurban dari orang-orang bertaqwa.

QS. Al-Hajj Ayat 37

لَنۡ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُـوۡمُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلٰـكِنۡ يَّنَالُهُ التَّقۡوٰى مِنۡكُمۡ‌ؕ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَـكُمۡ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمۡ‌ؕ وَبَشِّرِ الۡمُحۡسِنِيۡنَ

”Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demi-kianlah Dia menundukkannya untuk-mu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Hajj ayat 37).

Firman Allah QS. Al-Maidah 27

قَالَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الۡمُتَّقِيۡنَ

”Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah ayat 27).

Semoga kita termasuk golongan hamba-Nya yang selalu bersyukur (bertaqwa) kepada Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin.
————————————-
)* Penulis adalah Badan Pengawas Syariah LAZISMU Kota Surabaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *