Lazismusurabaya.org — Hari minggu ,tanggal 22 juni 2025, Di tengah panasnya siang Kota Surabaya, suara sirine ambulans Lazismu Surabaya terdengar melaju dari kawasan Rungkut Mapan Tengah. Tepat pukul 14.20 WIB, ambulans berhenti di rumah pasien bernama Sawalianto, warga Rungkut Mapan Tengah 8/CH2, yang diketahui menderita penyakit tuberkulosis tulang (TB Tulang). Hari itu, ia dijadwalkan menjalani operasi tulang kaki di RS Gotong Royong.
Tim Ambulans Lazismu Surabaya, yang dikomandoi oleh Nuryanto, segera melakukan evakuasi medis. Dengan penuh kehati-hatian, pasien dibawa ke rumah sakit dan tiba dengan selamat pada pukul 17.30 WIB. Proses pendampingan yang berlangsung lebih dari tiga jam itu mencerminkan dedikasi penuh dari tim ambulans Lazismu Surabaya dalam merawat pasien-pasien dengan kondisi kronis.
“Kami berangkat pukul 14.20, memastikan pasien dalam kondisi stabil di dalam ambulans. Ini bukan sekadar tugas, tapi bentuk kepedulian kami terhadap sesama,” ujar Nuryanto, sopir ambulans Lazismu Surabaya yang sudah lama mengabdi dalam layanan ini.
Penyakit TB Tulang merupakan infeksi serius yang menyerang tulang dan sendi akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penanganannya memerlukan perawatan jangka panjang serta transportasi medis yang aman dan nyaman. Bila tidak ditangani dengan cepat dan hati-hati, penyakit ini dapat menyebabkan kecacatan permanen. Karena itu, kehadiran ambulans yang responsif menjadi kebutuhan krusial.
Layanan ambulans Lazismu Surabaya sendiri telah beroperasi secara gratis 24 jam, memberikan bantuan darurat tidak hanya bagi warga Muhammadiyah, tetapi juga masyarakat umum. Layanan ini menjadi bagian penting dari aksi filantropi Muhammadiyah di bidang kesehatan masyarakat.
“Kami membuka layanan ambulans ini bukan sekadar untuk mengantar pasien. Ini adalah bagian dari dakwah kemanusiaan Muhammadiyah, hadir kapan pun dibutuhkan, 24 jam penuh. Lazismu ingin jadi sahabat masyarakat di saat-saat genting,” ungkap Faisal Haqqi, S.E., Ketua Lazismu Surabaya.
Layanan darurat seperti ambulans terbukti sangat membantu masyarakat dalam penanganan awal kasus-kasus kronis. Berdasarkan data dari Filantropi Indonesia dan Kemenkes RI, ketersediaan ambulans 24 jam secara signifikan menurunkan risiko keterlambatan pengobatan, terutama untuk pasien dengan kondisi rentan seperti TB Tulang, stroke, atau gagal jantung.
Tak hanya bergerak cepat, layanan ambulans Lazismu juga mengutamakan pendekatan ramah, humanis, dan profesional. Setiap perjalanan adalah bentuk nyata dari dakwah dalam pelayanan, menghadirkan semangat gotong royong, kasih sayang, dan harapan di tengah krisis yang dialami warga.
Dengan komitmen layanan tanpa henti dan penuh kepedulian, Ambulans Lazismu Surabaya telah menjadi garda terdepan dalam menjawab kebutuhan darurat masyarakat. Di balik bunyi sirine itu, terselip doa, ikhtiar, dan dedikasi — bukti bahwa kemanusiaan selalu punya jalan pulang. (Ysf)